Wednesday 2 July 2014

Selepas Sarjana

Banyak yang dikorbankan oleh banyak orang terutama orang tua agar anaknya mendapatkan titel Sarjana,
tak lepas dari itu, kitapun demikian. Seorang anak yang mengorbankan banyak waktu untuk mengejar titel yang dianggap mumpuni itu, menjadi seorang sarjana.

Tapi apakah itu benar untuk sebuah pencapaian atau ibadah ?
atau hanya sekadar menjadi pemulus jalan untuk mendapat pekerjaan dan diakui secara keduniawian ?
Lantas seberapa bermanfaat titel tersebut ?

saya masih ingat sebuah kata-kata dari teman saya yang entah darimana ia mendapatkan kata bijak tersebut.
"kamu dulu jaman masih kuliah, penelitian dimasyarakat, tapi setelah lulus. Kamu kerja buat korporasi yang merugikan masyarakat. Kamu bangga ?"

Hal tersebut yang menjadi pertanyaan saat ini, dan mungkin menjadi pandangan khusus dari pada calon sarjana bahwa dengan bekerja pada korporasi mumpuni seperti pada perusahaan tambang asing dengan gaji selangit adalah tujuan utama selepas Sarjana. Lantas, apa manfaatmu ?

Kita sering melupakan waktu demi deadline pekerjaan-pekerjaan kita selepas sarjana.
melupakan waktu berkumpul dan bermanfaat bagi orang-orang terdekat kita terutama lingkungan kita.
bahkan kita tinggal di perumahan elite cukup besar yang bahkan tetangga kita saja kita tidak tahu....
semua demi titel dan gengsi keduniawian
dan kita menikmatinya....

sebenarnya saya sendiri sudah terdoktrin dengan gaya hidup seperti itu
dimana kita bekerja keras selepas sarjana untuk membli rumah dilingkungan elite yang harganya akan naik esok hari. Dan itu di dengungkan terus melalui kotak persegi bernama televisi.

selepas sarjana....
Semoga kita menjadi orang yang lebih baik, dan bermanfaat.


#tulisan pertama di minggu pertama Ramadhan 1435

1 comment: