Friday 19 January 2018

Kala

Sabtu, Awal 2018. Pagi

Jakarta tak seperti biasanya, dingin...suasana musim hujan meredam sedikit hasrat para penghuninya diantara waktu dihari kerja.

Memberikan sela dan jeda untuk beristirahat dari rutinitas harian beserta deadline tak kunjung usai. Aku kembali menyeruput susu coklat hangat sembari membaca tulisan-tulisanmu dalam sebuah buku catatan.

"menarik, dan sejalan persepsi tentang kehidupan" pikirku

terus terang, aku tak pernah mengenal orang dibalik catatan ini secara langsung, bahkan bertemu. Yang aku tahu, seseorang secara tak sadar menjatuhkan buku setelah tergesa-gesa menutup backpacknya dan berlari mengejar commuter line selepas jam kantor di sebuah stasiun dibilangan Jakarta Selatan.

Pada awalnya aku berniat untuk mengembalikannya, dan mencoba mencari tahu pemilik buku ini dengan membaca tulisannya. Namun, aku justru membaca persepsi baru tentang perjalanan hidup seseorang, tentang sebuah titik dimana seseorang berjuang dan mencari arti kehidupan. Tentang bagaimana dia membuat keputusan seperti keputusan awal untuk menggunakan jilbab. Atau tentang saat dimana dia harus berjuang untuk sekedar menjaga uang kuliahnya terbayarkan tepat waktu, walaupun diposisinya saat ini, dirinya memiliki lebih untuk mampu keliling dunia.  

Tapi, diluar itu semua. Aku kagum dengan cara dirinya menyikapi tentang hidup dan perjuangan, sebuah sikap untuk tetap mengembalikan segala yang ia dapatkan kepada penciptanya, dan pengalaman menjadikan dirinya lebih dewasa, untuk mengajarkan yang lain bahwa semua berproses  untuk menjadi lebih baik, dan proses itu mengingatkan diriku pribadi, untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang telah mengatur segala.

-----------

Aku menaruh kembali susu coklat yang sudah habis aku minum dan tak lupa memasukan buku catatan itu ke backpack sebelum berkemas.

----------

Bandara Soekarno - Hatta,  3.15 Sore, Ruang Tunggu T3


Terdengar suara petugas memanggil boarding. Aku tak ingin terburu menuju gate karena ini akan jadi long-haul flight yang cukup melelahkan, pikirku.

Sesampainya dikabin, aku menaruh backpack dan duduk di seat tengah, ak menghela nafas karena aku tak bisa melihat pemandangan sepanjang penerbangan. 

Tiba-tiba, seseorang perempuan berjilbab warna pastel dengan tas tangan menyapaku, "permisi mas, saya duduk disamping jendela."

Setelah kami kembali terduduk, dia mengeluarkan buku catatannya. Aku sedikit meliriknya menulis.

'Sepertinya, ak pernah tau bentuk tulisan tangan itu.."

dirinya tiba2 menjulurkan tangan dan membuka percakapan setelah berharap agar penerbangan ini lancar dengan sedikit turbulensi.

"Halo, saya Kala..."