Sunday, 19 June 2022

Menuju Tenang

"...kupikir hidup sepenuhnya akan berjalan..."


2014


Lepas Wisuda dari kampus perantauan kuharap bisa pulang, mencari kerja seperti kebanyakan lulusan lainnya. Penuh dengan idealisme justru menjerumuskan


Apa, kerja sebagai PNS gada tantangan, kalimat sombong nan congak yang ditelan sendiri setelah hampir 7 tahun berjalan. kini Manusia manusia bodoh itu mengejar lagi keinginan menjadi PNS, dengan alasan... "mau cari worklife balanced"

Sebenarnya, apa yang kau kejar ? dirimu sendiri tak tahu arti nya.

Padahal, jika menuruti nasehat orang tua, dan Ridho Allah SWT, saat ini kamu mungkin sudah tenang. Menjalani hidup seperti seharusnya diusia yang tak lagi dua lima. Diterima sebagai auditor negara di lembaga prestige top tier dengan penempatan yang saat itu kau tak setuju, namun ternyata menenangkan

dasar manusia congkak


Tapi jika kau berkata dan mengingat lagi kesalahan itu, kau tak akan berjalan dan belajar...


-----

tapi ak lelah, saat ini seperti tak sanggup dan mampu. ini semua seperti tak seperti hatiku

seperti tidak sesuai diriku, dan kembali kuingat. Jika yang lalu lebih tepat ? 

saat ini diriku benar2 belajar,

bahwa tak semua yang kita inginkan justru kita mampu

dan jalan dlu yang tak pernah terpikirkan justru jalan yg paling tepat. dan itu kehendak Allah SWT

semoga ----


selalu ada kesempatan berikutnya....


Aaamiiin


Astaugfirullahal adzim

Sunday, 13 February 2022

Jejak Kecil

2000 - Sleman

kyiiit, kyiit, kyiit... bunyi kayuhan sepeda bmx lama dengan sedikit oli dipedalnya menelusuri hijau dan segarnya  udara pagi di selokan mataram...." bocah it tampak kelelahan mengikuti teman - temannya yang lebih dewasa agar tak tertinggal


2021 

ditahun itu, tak seperti sekarang, orang - orang penggemar sepeda mana yang tak mengenal track legendaris yang sempat diberikan testimoni oleh Artis Ibukota pemeran Cinta. Track menelusuri selokan mataram yang memiliki ke "khas" an it sudah ditelusuri bocah-bocah itu sedari kecil.

ditahun yang sama - Jakarta

"Remi melihat keluar atas pemandangan gedung - gedung bercahaya yang tampak megah, sambil menghirup nafas panjang. 

"sudah seminggu ini aku pulang diatas jam 10 malam, dan esoknya harus bangun pagi lagi. Dlu, lelah karena bersepeda dan bangun pagi lagi untuk bersepeda, terasa menyenangkan, Menjadi dewasa itu melelahkan." Keluh Remi

semenjak pindah demi meneruskan usaha keluarganya, remi harus rela menghabiskan waktu dari gedung tinggi satu ke gedung tinggi lainnya, dari satu presentasi ke presentasi lainnya. Hal itu cukup melelahkan, apalagi saat ini hobbi bersepedanya tak lagi tersalurkan diantara waktu yang cukup padat.

sambil menulis di note kecilnya,

Jejak Kecil, masihkan kau akan terus mengayuh ? 

Sunday, 23 June 2019

Kala. Kedua

Minggu, Siang hari yang menyengat .14.15

"Panas dan sumpek kota ini...seandainya pilihan bekerja banyak dan ada di kota asal mereka, pasti para pendatang itu lebih memilih bekerja dikota asalnya daripada harus memenuhi kota ini"

Lemparku saat melihat bising kendaraan lalu lalang sambil mendekatimu yang sedang menyeruput Es Dawet.

"Sabaar, sini duduk. "

"Pak ! Es nya tambah satu ini ya"
"Siaaap neng...!" suara Tukang es membalas suara sejuk dari dirinya

Sebenernya saya udah adem begitu melihat dirimu yang cukup tenang dan teduh meskipun minum di warung pinggir jalan seperti ini

tapi aku cukup membatinnya saja

Semenjak pertemuan kami, hal ini yang aku selalu rindukan dari dia,
seperti es diwaktu siang hari, dia mendadak menyejukkan hati dengan sikapnya yang tenang namun menghayutkan.

Sejenak kedewasaannya dalam menyikapi dan merespon sekitar membuatku tertegun, she's had a georgous personality, but she keep it in her ordinary way.

...kedewasan dan kesederhanaanya yang membuat diriku menyadari perempuan memang datang dari kelembutannya, ibu datang membawa kasihnya, dan anak gadis tersenyum manis dari sikap nya...

Mendadak dia melemparkan pertanyaan, mungkin lebih tepatnya statement.
"muka kusem banget ? nanti aku harus jaga kedai kayak biasanya nih,
I'll make you a cup of ice coffeee. Uda jangan dilipet trus mukanya..."

Untuk tipikal orang sepertiku yang sulit mengatakan rasa, dan ketika lelah datang saat kurang vakansi. Dia tetap tenang memberikan perhatian-perhatian kecil disaat aku merespon chatnya dalam bahasa yang kurang terbuka, atau mungkin dengan bahasa yang "cukup membuat ribut" karena lelahku.

Tapi tetap saja, kesejukkan yang terpancar dari dirinya, dirinya tidak pernah melepaskanku dalam kesendirian, baik melalu kata-kata maupun isi chatnya

dan di akhir dia selalu menimpali

"Ice coffee, Kala..."
sambil mengedipkan mata.

;)






Tuesday, 25 December 2018

After All

dan pada akhir
untuk ketakutan yang kumiliki
untuk kekhawatiran yang ada
dan untuk tanya yang tak terjawab

akankah?

----
teet..teet..teeet. suara wecker digital berbunyi. 04.35 aku me-set waktu agar terbangun sebelum shubuh. Sambil masih memejamkan mata, aku menekan tombol snooze... hmm 5 menit lagi tidakapalah memberi badanku sedikit istirahat.

namun, pada akhirnya aku memutuskan untuk mengambil air wudhu. hmmm,
untuk tujuanku, sebaiknya aku mulai memperbaiki diri (Pikirku)

akhirnya ak memutuskan mematikan alarm digital dan memulai ritual pagiku...

-----

berbagai keputusan telah dilalui selama 27 tahun. Keputusan yang mendewasakan,keputusan yang membahagiakan, bahkan tak jarang keputusan yang terlalu cepat diambil lantas menimbulkan tanya hingga saat ini. Apakah aku benar dalam mengambil keputusan ? akankah kedepan tetap baik dan lebih baik?

Semua tanya yang pasti ada

Namun pada akhirnya, setelah 27 tahun berlalu. Waktu mendewasakan terhadap pertemuan. Hati yang ada dikita, bukan milik kita. Pertemuan yang tak pernah terpikirkan akan berjalan hingga sejauh ini. Perkenalan yang dimulai dari rasa ingin tahu akan pandangan bersama kedepan, dan perkenalan  yang akhirnya memutuskan untuk datang sepenuhnya....

Tuhan, yang Maha Membolak Balikan Hati.
Aku percaya dan kuberikan keputusanku kepada-Mu,
keputusan terhadap yang terbaik kedepan
Kepada diri-Mu yang Maha Mengetahui
dan Maha Memiliki Perasaan
Cinta...


Terima kasih


----
28 Nov 2019
04.40...setelah 5menit bunyi bising itu mengganggu kamar sebelah

---
Wake Up Dear, I Love You . DK

Saturday, 11 August 2018

H.e.r

a little question was asked, "km lebih milih ngabisin duit buat jalan2 atau nabung buat nikah?"

pertanyaan yang nyleneh dan gabisa dipilih salah satu, karena pada intinya pengin keduanya. well, tapi karena keterbatasan dana dan biaya gedung itu mahal, saya sebagai an 8 to 5 person, mau ga mau harus memprioritaskan salah satu dan gabisa langsung memilih keduanya.

-------------------------------

Hari ke 367,

tepat setahun dua hari setelah pertemuan kami di pesawat menuju London waktu itu, saya tak pernah menyangka kita akan berteman dekat dalam waktu sesingkat ini. Terus terang, buku catatannya masih saya simpan dan belum saya kembalikan, bahkan mengakui buku itu aku temukan juga belum aku lakukan. Diantara aku ingin tetap menikmati tulisan-tulisannya, serta diantara aku ingin menikmati menjadi bagian dari inspirasi tulisanmu saat ini.

Ada satu bab dalam tulisan di bukumu, tentang perjalanan.

"dan aku menyeruput kopi sachet dalam cangkir kertas putih sembari menikmati pemandangan bukit Warinding di Pagi hari, Kopi sachet ini mendadak serasa kopi seduhan waralaba kopi terkenal di Ibukota, terlalu enak untuk dinikmati sendiri...

dan pada akhirnya saya sadar, tak ada tangan yang digenggam disamping saat ini
tak ada teman bercerita saat kita saling memandang pemandangan indah ini, bukan teman yang saling bertukar cerita di tempat kerja seperti biasa..."


---

Dari tulisanmu, kau telah menjejakan kaki diberbagai tempat eksotis di bumi pertiwi, semua kepulauan besar telah kau datangi, dan dengan waktu yang kau habiskan untuk berkeliling, kau lebih memilih berpergian sendiri...ntah kenapa, antara sifat introvertmu atau memang jadwal dengan teman yang sulit kau samakan ?

tapi dari tulisanmu juga, aku melihat dirimu kini mulai merasakan sepi itu, dan berharap ada tempat untuk berbagi cerita bersama saat itu juga tentang perjalanan.

---

Kita bertemu kembali di salah satu taman di sudut kampus perjuangan S2 ini,

"Hei, nglamun aja..." mendadak dia menepuk tanganku. "nglamunin apasih?'

           "Hahh....gapapa  kok, haha, habis kamu tadi tinggal nulis serius banget, sampe aku ngantuk"

"Wahaha, kebanyakan begadang tuh jadi bikin ngantuk. eh Btw, aku mau nanya....?"
            
            "Baru slese nglamun udah diuji aja dengan pertanyaan, mesti banget buk ? ", cetusku 

"Hahaha, iyaa dong, biar lebih jujur jawab pertanyaannya karena kaget"

              "Iyee buk, bawel...apaan emang ?'

"okey, one simple question, lebih milih nabung buat jalan-jalan, atau nabung buat nikah ?"

               " Nikah...udah bosen buat jalan sendiri, tapi nikahnya sama yang seneng jalan2 juga" jawabku dengan ekspresi seadanya karena memang masih kaget dengan pertanyaan tiba-tibanya yang selalu serius....


"Sama...." 

-------------------------






*dalam setiap hari yang sering kita habiskan bersama, dalam setiap kata dan tulisanmu, dan aku mulai mengenal dirimu...

Friday, 19 January 2018

Kala

Sabtu, Awal 2018. Pagi

Jakarta tak seperti biasanya, dingin...suasana musim hujan meredam sedikit hasrat para penghuninya diantara waktu dihari kerja.

Memberikan sela dan jeda untuk beristirahat dari rutinitas harian beserta deadline tak kunjung usai. Aku kembali menyeruput susu coklat hangat sembari membaca tulisan-tulisanmu dalam sebuah buku catatan.

"menarik, dan sejalan persepsi tentang kehidupan" pikirku

terus terang, aku tak pernah mengenal orang dibalik catatan ini secara langsung, bahkan bertemu. Yang aku tahu, seseorang secara tak sadar menjatuhkan buku setelah tergesa-gesa menutup backpacknya dan berlari mengejar commuter line selepas jam kantor di sebuah stasiun dibilangan Jakarta Selatan.

Pada awalnya aku berniat untuk mengembalikannya, dan mencoba mencari tahu pemilik buku ini dengan membaca tulisannya. Namun, aku justru membaca persepsi baru tentang perjalanan hidup seseorang, tentang sebuah titik dimana seseorang berjuang dan mencari arti kehidupan. Tentang bagaimana dia membuat keputusan seperti keputusan awal untuk menggunakan jilbab. Atau tentang saat dimana dia harus berjuang untuk sekedar menjaga uang kuliahnya terbayarkan tepat waktu, walaupun diposisinya saat ini, dirinya memiliki lebih untuk mampu keliling dunia.  

Tapi, diluar itu semua. Aku kagum dengan cara dirinya menyikapi tentang hidup dan perjuangan, sebuah sikap untuk tetap mengembalikan segala yang ia dapatkan kepada penciptanya, dan pengalaman menjadikan dirinya lebih dewasa, untuk mengajarkan yang lain bahwa semua berproses  untuk menjadi lebih baik, dan proses itu mengingatkan diriku pribadi, untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang telah mengatur segala.

-----------

Aku menaruh kembali susu coklat yang sudah habis aku minum dan tak lupa memasukan buku catatan itu ke backpack sebelum berkemas.

----------

Bandara Soekarno - Hatta,  3.15 Sore, Ruang Tunggu T3


Terdengar suara petugas memanggil boarding. Aku tak ingin terburu menuju gate karena ini akan jadi long-haul flight yang cukup melelahkan, pikirku.

Sesampainya dikabin, aku menaruh backpack dan duduk di seat tengah, ak menghela nafas karena aku tak bisa melihat pemandangan sepanjang penerbangan. 

Tiba-tiba, seseorang perempuan berjilbab warna pastel dengan tas tangan menyapaku, "permisi mas, saya duduk disamping jendela."

Setelah kami kembali terduduk, dia mengeluarkan buku catatannya. Aku sedikit meliriknya menulis.

'Sepertinya, ak pernah tau bentuk tulisan tangan itu.."

dirinya tiba2 menjulurkan tangan dan membuka percakapan setelah berharap agar penerbangan ini lancar dengan sedikit turbulensi.

"Halo, saya Kala..."






Friday, 18 August 2017

bukan sebuah tempat yang berwarna

aku melihat hitam diantara waktu yang menyatu menderu
aku bukan hinggap diantara kesenangan dan tawa tawa diatas waktu
aku sendu yang menyapamu,
mengharap kau membagikan tawa bersama dirimu
kedalam hinggap diantara jemari-jemari hangat
kedalam asa yang kau bawa diantara sambungan rel-rel kereta
diantara stasiun - stasiun sebelum kita kembali bersama
diantara waktu yang tak pernah kudapati bersama
meskipun tawamu ada disampingku