Thursday, 5 April 2012

Keberimbangan Media dalam Porsi Pemberitaan Prestasi Anak Bangsa


Umur boleh dibilang masih dua puluh, namun ia sudah menjajal kompetisi tingkat Internasional. Itulah yang terjadi dengan teman-teman dari Indonesia yang mengikuti kompetisi International The Phillip C.Jessup Moot Court yang diselenggarakan di Washington, US. Dalam liputan "VOA mengenai Kompetisi Debat Hukum Internasional via Youtube tertanggal 2 April 2012." Dalam Kompetisi tersebut ada 2 teman saya SMA yang kini melanjutkan di UGM jurusan Hukum International menjadi wakil dari Indonesia bersama teman-teman dari UPH. Sayangnya wakil Indonesia terhenti di penyisihan.
Namun tak berkecil hati disitu, dua teman SMA yang cukup saya kenal sebelumnya sudah mengikuti berbagai kompetisi debat Internasional dan menjadi juara, salah satunya Rifk, alumni SMA di Yogyakarta ini telah sering berpergian keluar negeri untuk mengikuti debate Internasional dan mendapatkan medali, yang terakhir yang saya ingat ketika SMA dia sering mengikuti lomba debat Internasional. Tak kalah dengan Rifky, Hanif juga mengikuti exchange ke Jerman ketika SMA dan tentu saja mereka pernah ke Negara-negara lainnya dalam berbagai acara. Kompetisi tingkat Internasional yang mereka ikuti mampu membawa Harumnya nama Bangsa Indonesia di luar negeri. Anak muda seperti ini yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, sebagai calon penerus bangsa, anak muda yang berprestasi melalui keahliannya masing-masing yang menjadikan bangsa ini besar. Mereka bisa menjadi inspirasi bagi anak muda yang lain untuk lebih berprestasi, baik di kancah nasional maupun internasional, termasuk saya.
Mengenai teman-teman SMA saya, banyak yang berprestasi dan berkarya di tingkat Nasional serta Internasional, dan yang paling melekat di ingatan saya adalah teman sekelas dan sebangku saya, Darmadi. Mahasiswa ITB angkatan 2010 ini diterima di ITB dengan beasiswa penuh, dia salah satu inspirator bagi saya, dan kebanyakan teman saya semasa SMA. Seperti Rifky dan Hanif, Darmadi mampu mengharumkan nama sekolah kami ke berbagai tingkat kompetisi mulai dari tingkat sekolah, nasional, dan terakhir tingkat Internasional dimana dia menjadi Juara Satu dalam Kompetisi Sains yang disponsori oleh Intel di Los Angeles, California. Kompetisi yang diikuti anak-anak muda dari berbagai Negara dengan karya tulis ilmiah yang cukup hebat ini menjadi tolak ukur yang sangat berarti bahwa Anak muda Indonesia mampu jadi yang terbaik di Kompetisi ini.
Kembali lagi kebelakang ketika saya SMA dengan anak muda berprestasi ini. Di sekolah sering menjadi wakil Sekolah dan Nasional di berbagai kompetisi debat, di SMA kemampuan argumentasi mereka dalam bahasa Inggris sangat handal dan lancar. Begitu juga dengan Darmadi, teman sebangku saya yang satu Ini juga cukup sering mengurus izin tidak mengikuti pelajaran karena akan mengikuti pembinaan Olimpiade Sains Nasional atau lomba lainnya. Dia teman yang cukup sederhana, ketika kami bertemu di ITB, dia bercerita untuk menggunakan uang hadiah juara untuk ditabung dan dibelikan tanah. Seorang yang mengambil keputusan investasi untuk remaja seumurannya yang kebanyakan memilih menggunakan uang tersebut untuk kegiatan konsumtif.
Pada bulan ini, saya mendengar kabar bahwa kakak angkatan SMA saya yang cukup dekat dalam klub fotografi, mas Chandra, menjadi bagian dari tim Indonesia yang Menjuarai Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest. Dan tak tanggung-tanggung meraih delapan gelar juara, sehingga Tim Robot Indonesia menjadi juara umum dengan raihan juara terbanyak.
Melihat keberhasilan-keberhasilan dan pencapaian teman-teman saya SMA tersebut saya menjadi iri, iri terhadap hal yang positif tepatnya, iri untuk ingin menjadi lebih berprestasi. Mengharumkan nama keluarga, dan Bangsa Indonesia di kompetisi Internasional tentu saja menjadi cita-cita kebanyakan pemuda Indonesia, termasuk saya. Saya yakin, negara ini akan menjadi bangsa yang besar ketika pemudanya mampu membangun bangsa ini, salah satunya melalui prestasi-prestasi sesuai spesialisasi masing-masing. Dan saya yakin, banyak pemuda berprestasi di luar sana, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Sayangnya mereka kurang dikenal atau diketahui oleh bangsa sendiri, entah karena porsi pemberitaan yang kalah pamor dari berita-berita tentang ”kekurangan negeri” ini di media (seperti korupsi, kejahatan, gosip perceraian artis, dan semacamnya yang anda sendiri sering lihat di media televisi maupun media cetak) yang pada akhirnya menghilangkan contoh-contoh inspiratif bagi pemuda yang lain, pemuda yang berprestasi dan dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan kita, yang membangun mental kita untuk menjadi juara, lebih berprestasi dalam berbagai kompetisi, yang pada akhirnya mengharumkan nama Bangsa Ini.
Ironi memang, ketika sebuah berita dikatakan baik jika berita itu buruk (Bad News is a Good news), ketika berita-berita buruk tentang bangsa ini lebih mendapatkan perhatian di Indonesia, padahal banyak anak muda yang berbakti pada negeri melalui berbagai cara dan kemampuannya. Membantu pendidikan-pendidikan di daerah terpencil melalui gerakan yang digagas Anies Baswedan (dan sekali lagi, kakak angkatan kuliah saya menjadi bagian dari gerakan ini dan menginspirasi saya dengan pencapaiannya) maupun gerakan-gerakan positif lainnya yang sudah digagas teman-teman pemuda Indonesia untuk lebih berkarya. Namun sekali lagi, mereka kalah pamor dengan berita-berita demo mahasiswa ketika menentang kenaikan harga bahan bakar, dan semacamnya, ataupun jika berita tentang prestasi anak bangsa muncul, mungkin hanya sebentar dan lantas tergusur dengan berita lainnya yang mempunyai ’genre’ mengenai sesuatu yang kurang bagus. Ketika berita-berita di media terutama televisi masih kurang berimbang antara prestasi dengan keburukan atau semata untuk kepentingan hiburan atau inspirasional positif, apakah ini dikarenakan memang kita yang krisis prestasi sehingga tidak ada yang dapat diberitakan mengenai pencapai-pencapain positif bangsa ini, atau karena banyak pencapaian bangsa ini namun yang lebih menarik untuk disorot adalah yang buruk ? saya rasa di negara ini banyak yang berprestasi dan banyak orang-orang yang mengabdi untuk membangun bangsa ini, setidaknya itu dari kacamata saya dan optimisme bahwa bangsa ini mampu bersaing di tengah kompetisi global.
Dan tentu saja, peliputan mengenai prestasi-prestasi bangsa ini serta peliputan mengenai keseharian tokoh-tokoh yang menginspirasi tersebut pasti akan membawa sebuah optimisme, keyakinan bangsa ini terutama pemuda-pemudinya, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar dengan segudang prestasi di Internasional yang tidak kalah dengan Negara lainnya. Dan membawa keyakinan kepada masyarakat bahwa bangsa ini bisa, dan mampu menjadi Bangsa Yang Besar, tentu saja dengan dukungan media yang meliput secara adil dan berimbang dari segala sisi serta membantu menyebarkan rasa optimisme melalui prestasi-prestasi yang dibuat bangsa ini.