Saturday 24 August 2013

Berbahagialah...

Berbahagialah kepada mereka
yang mampu meninggikan idealisme tanpa terbentur realitas
kenyataan lingkungan bahwa keidealisanmu tak serealitas yang ada

Berbahagialah kepada mereka,
yang mampu tetap menjaga teriakan-teriakan tentang perjuangan idealisme,
idealisme tanpa perlu takut dibungkam kepedihan

Berbahagialah mereka,
berbuka pada malam dan mengangakat tinggi-tinggi cangkir dan segenggam daging merah idealisme
tanpa perlu memikirkan kekurangan dan kelaparan.

Berbahagialah mereka,
menggunakan mahkota perak berasal dari pujian idealisme
tanpa takut berkarat

Berbahagialah mereka,
berlari menggunakan alas idealisme untuk terbang
tanpa takut terjatuh memendam

berbahagialah mereka,

dan lantas....

matilah mereka yang tau bahwa idealisme mereka salah karena hanya kata-kata semata.
______________________________________________________________________________

"Kebenaran hanya ada dilangit, dan dunia hanyalah palsu. - Soe Hoek Gie"

Line of Life (I)

Wilkinson Road. 2.1.AM

Tinggal beberapa langkah lagi, dirimu sampai di flat sederhanaku setelah 5 menit berjalan dari Train Station Zone 3. Terlihat langkah gemulai dirimu mengantarkanku untuk pertama kalinya dan memastikan aku tidak pingsan ditengah jalan setelah menuju dokter rujukan karena demam 2 hari terakhir.

Kau duluan yang membuka pintu putih bergagang bulat klasik dengan terusan pintu kayu tebal didalam, lantas mempersilahkan aku masuk karena udara winter yang semakin dingin. Sambil menuju lantai dua, kau meminta diriku untuk segera tidur di ranjang besar. Aku hanya bisa tertidur lemas saat terdengar suara dirimu mencari sesuatu diatas rak kayu tempat segala bumbu biasa ditempatkan.

"Demam ini karena terlalu kamu terlalu lelah dengan assigment harianmu, dan juga kau terlalu sering bekerja untuk menuruti deadline penghasilanmu. Take a break, and get used to drink this hot ginger tea instead of your hot cappuchino", katamu yang sedari tadi mendengarkan nasihat dokter dan coba melaksanakannya karena aku hanya bisa terpejam karena pusing yang tak tertahankan.

Dia memang lebih senior untuk masalah ini, sudah dari tahun lalu dia ada di Negara dengan icon sebuah menara jam besar dan negara dimana David Bechkam berasal, sementara saya, baru intake September tahun ini.

Saya masih ingat, pertemuan pertama kita di Heathrow, dirimu mengenalkan diri sebagai salah satu teman sebangsa pengurus perhimpunan yang kebetulan memiliki waktu kosong untuk menjemput freshmen. Dan kebetulan saat itu saya sebagai freshmennya. Kau sangat ramah saat itu dengan mengantarkan sampai flat dan menjelaskan berbagai hal lebih termasuk bagaimana berangkat dan pulang ke kampus tanpa harus kikuk dan salah jalur dengan budaya baru.

Sekarang, kau yang ada disini untuk mengingatkanku menjaga kesehatanku....
-----------------------------------------------------------------------------------------------------