Tuesday 26 February 2013

Sejuk

Aku ingin bertemu dengan sejuk
yang anginnya terasa mendekap epidermis
mengikikis kekhawatiran akan terbakar sinar panjang
menghilangkan imaji gelap langit malam

aku ingin bertemu sejuk
yang tak mencaci busuk jalanan
mengharumkan ranah pertemuan
dan menghormati kebersamaan

aku ingin bertemu sejuk
yang mampu kupandang lekat tiap pagi
menenggelamkanku untuk menghentikan waktu
saat aku bertemu

aku ingin semua sempurna sejuk
tak ada yang salah,
jika embun bercerita bahwa aku merindumu

aku ingin bertemu sejuk
mengisi hari dan bertutur sapa
berlari di peron stasiun bersama
membaca buku di kios langganan
atau menjejakan kaki di sudut2 kota.

sejuk
aku ingin merasakan bersama
ada sejuk diantara dunia.
hati yang dekat diantara kata
pikiran yang nyatanya untuk aku dan bukan bersembunyi diantara palung kecewa
karena ada hati yang lain yang kau sebut biasa
dan raga yang selalu ada.

10 pagi. Kamar gelap.
"Seandainya sejuk benar2 ada."

Ini tentang Malam

"ini kata terangkai demi malam, yang menjadikan siang tanpa angan, dalam pelukan bintang..."

11.33
bumi ga pernah tau ini semua ada untuk menginjak dirinya.
dia juga tak inginkan, tp kenyataan?

11.34
awan tetap terbang diatasnya Indah, tp tak pernah dapat bumi menggapai waktu itu.

11.35
lantas pohon berbicara lewat rantingnya yang iya tuliskan diatas bumi
...
sepertinya bunga yang tumbuh diatasnya bukan milik bumi,
...
lantas milik siapa?

11.36
sepertinya ada rasa antara bunga dengan awan yang tak akan pernah dibaca bumi
...
atau hanya sebuah klise yang tergambar oleh cerminan sinar diatas awan ?

ahh saya tidak tau...


biar malam dan bintang yang menjawab.

jika ternyata semua lelah.

kau tak perlu menjanjikan sesuatu.segalanya.bahkan yang tak kau miliki

dan menganggap semua berbeda dari perspektifmu

tp kenyataannya ? persetan.

kita tetap memandang itu dari satu sudut saja. ntah sebut kita makhluk paling berlogika

tp logika kita tak akan menjangkau perbedaan yang dasarkan dari perasaan.

dan kenyataan klo ada perasaan berlebih antara bunga dan awan.

* dilantai kamar. ketika membaca tulisan.

Saturday 9 February 2013

Pagi

Pagi...
seharusnya kau bertengger gagah dari atas singgasana matahari
menyambut kicauan burung bersama mentari
yang tak lantas pergi.

Semenjak pagi ini, kau hanya memandang kosong pada awan yang berhembus bersama angin
meniupi udara panas yang keluar bersama kopi panas yang kau seduh sendiri.
Hmmm...apakah ini hidup ?

Setidaknya saya masih merasakan moment menyenangkan, pagi.
meskipun jadwal yang kau sendiri tak ingin jadwalkan ada untuk menyelinap.
mengambil hak hidup bahagiamu sejenak atau seluruhnya ?
seperti mendung yang datang pagi ini.

Terkadang pagi, aku ingin melalui hidup dengan apa yang benar2 aku suka.
seperti berjalan bersama rumput petang di Oro-Oro Ombo
atau berlari2 kecil mengejar terbitnya matahari dari atas Bukit Wayag.
atau memandang puas dari dalam lukisan penuh makna Affandi
serta mendengarkan musik berhasrat dari halaman belakang yang dipisahkan oleh sebuah kebon dengan sungai kecil...
menghirup udara segar, dengan dirimu setiap pagi.

ahh, sungguh indahnya hidup pagi.jika itu terjadi.
ya pagi, paling tidak kau lebih mengerti hari2 mu. 
tak perlu menuntut orang2 memahami dan menghilangkan rutinitas yang membosankan itu
hhmm..pagi,

mungkin kau juga tak akan mengerti,
ahhh sudahlah...

selamat pagi.