Iyaaa Maaaa (suaranya kecil, lembut).
***
Siang temaram, Titi memanjat sofa ruang tamu hitam dan bersandar ke jendela, memandang kehalaman. Hah, hah, huaaah, Gadis kecil berpipi tembem itu membuka mulutnya, mencoba meng-uap-i kaca, dan lantas menuliskan kata, H-U-J-A-N sambil mengejanya perlahan.
"Hujan..., hujaaaaann" sambil memukuli kaca dengan jarinya Titi mencoba menyapa Hujan.
"Kamu kok datengnya jam segini sih, ini kan lagi panas-panasnya, trus kamu dateng hujan, jadi dingin deh sekarang". Sambil meletakkan jari mungilnya dikaca merasakan dinginnya udara siang itu.
"Kamu kok pinter sih hujan, di halaman depan bunga yang aku tanam sama Papa udah jarang disiram, trus kamu dateng bawa air, bungannya bisa minum lagi, jadi ga mati deh bunganya" Senyumnya mengembang.
"Hujan, nanti klo Papa pulang, kamu pasti dikasih hadiah, soalnya kamu udah mau ngerawat bunga yang di halaman. Oia, nanti klo dapet hadiah, bagi dua ya sama aku. Habisnya papa klo ngasih hadiah mesti bagus, kemarin aja waktu Titi bantuin papa nanem bunga, Titi dikasih buku mewarnai. Titi kan suka mewarnai ! Berapi-api Ia mengatakan kepada Hujan, meskipun hujan menjawab dengan tetesan-tetesan...
Sejenak suasana rumahnya kembali sunyi, Rok terusan pink bermotif bunga tampak menyala, kontras sekali dengan suasana cuaca diluar, awan hitam, mendung yang membawa hujan....
"Hujaaan, hujaaan..."kembali Titi mengetuk-ngetuk jendela rumahnya...
"Hujan, Titi Kangen, kangen maen sama hujan. Nari-nari sama hujaann, pasti asik deh. Lompat-lompat di air yang hujan buat" Raut wajah titi menjadi sedikit sendu.
"Tapi aku sekarang belum boleh hujan-hujanan lagi, kata mama kamu bikin Titi jadi sakit..."
"Titi ga percayaaa, hujan kan baik, hujan kan bikin ada kehidupan, bener kan ? kata bu guru Titi begitu" Tanggannya menunjuk2 isi kepalanya, seolah mengingat cerita di kelasnya tadi pagi.
"Tuh buktinya, waktu hujan dateng, kodok juga dateng sambil bunyi-bunyi, kayak Titi yang suka waktu hujan dateng" Iya memandang lekat ke arah kodok yang bersembunyi di balik pot bunga mawar.
"Kayaknya kodoknya nyanyi ya hujan? hihihi lucuuu" tawa kecilnya sambil sedikit menutup mulut.
"Hujan, Titi Makan siang dulu yaa, uda dipanggil mama tadi" Titi mencoba mengakhiri percakapan dengan hujan yang akhir-akhir ini sering ia lakukan.
"dadaa hujaaan, Titi Kangen, Main lagi Yoook ntar habis titi makan, daaa" lantas iya mencium jendela dengan bibir merahnya, berharap setelah itu Ia bisa main lagi hujan-hujanan.
"Mamaaa...mana makanannya?!" Lari Titi semangat menghampiri mamanya di ruang makan.
Dari ruang Makan yang hanya terpisah sekat, Ibunda Titi Membayangkan saat Titi melakukan itu semua.... Senyum itu lucu, lugu, dan itu... dulu. Hujan.....
"Kamu kok datengnya jam segini sih, ini kan lagi panas-panasnya, trus kamu dateng hujan, jadi dingin deh sekarang". Sambil meletakkan jari mungilnya dikaca merasakan dinginnya udara siang itu.
"Kamu kok pinter sih hujan, di halaman depan bunga yang aku tanam sama Papa udah jarang disiram, trus kamu dateng bawa air, bungannya bisa minum lagi, jadi ga mati deh bunganya" Senyumnya mengembang.
"Hujan, nanti klo Papa pulang, kamu pasti dikasih hadiah, soalnya kamu udah mau ngerawat bunga yang di halaman. Oia, nanti klo dapet hadiah, bagi dua ya sama aku. Habisnya papa klo ngasih hadiah mesti bagus, kemarin aja waktu Titi bantuin papa nanem bunga, Titi dikasih buku mewarnai. Titi kan suka mewarnai ! Berapi-api Ia mengatakan kepada Hujan, meskipun hujan menjawab dengan tetesan-tetesan...
Sejenak suasana rumahnya kembali sunyi, Rok terusan pink bermotif bunga tampak menyala, kontras sekali dengan suasana cuaca diluar, awan hitam, mendung yang membawa hujan....
"Hujaaan, hujaaan..."kembali Titi mengetuk-ngetuk jendela rumahnya...
"Hujan, Titi Kangen, kangen maen sama hujan. Nari-nari sama hujaann, pasti asik deh. Lompat-lompat di air yang hujan buat" Raut wajah titi menjadi sedikit sendu.
"Tapi aku sekarang belum boleh hujan-hujanan lagi, kata mama kamu bikin Titi jadi sakit..."
"Titi ga percayaaa, hujan kan baik, hujan kan bikin ada kehidupan, bener kan ? kata bu guru Titi begitu" Tanggannya menunjuk2 isi kepalanya, seolah mengingat cerita di kelasnya tadi pagi.
"Tuh buktinya, waktu hujan dateng, kodok juga dateng sambil bunyi-bunyi, kayak Titi yang suka waktu hujan dateng" Iya memandang lekat ke arah kodok yang bersembunyi di balik pot bunga mawar.
"Kayaknya kodoknya nyanyi ya hujan? hihihi lucuuu" tawa kecilnya sambil sedikit menutup mulut.
"Hujan, Titi Makan siang dulu yaa, uda dipanggil mama tadi" Titi mencoba mengakhiri percakapan dengan hujan yang akhir-akhir ini sering ia lakukan.
"dadaa hujaaan, Titi Kangen, Main lagi Yoook ntar habis titi makan, daaa" lantas iya mencium jendela dengan bibir merahnya, berharap setelah itu Ia bisa main lagi hujan-hujanan.
"Mamaaa...mana makanannya?!" Lari Titi semangat menghampiri mamanya di ruang makan.
***
Dari ruang Makan yang hanya terpisah sekat, Ibunda Titi Membayangkan saat Titi melakukan itu semua.... Senyum itu lucu, lugu, dan itu... dulu. Hujan.....