Perjalanan panjang untuk merintis produk mobil buatan dalam negeri sepertinya harus terhambat. Kegagalan diuji emisi yang disampaikan dinas perhubungan terhadap mobil Esemka mau tak mau membuat anak bangsa menyempurnakan produk tersebut. Produk yang menjadi kebanggaan SMK khususnya masyarakat Solo ini memberikan optimisme bahwa bangsa kita juga mampu memproduksi mobil pribadi berkualitas, tidak kalah dengan produk luar negeri, khususnya produk dari Negara Sakura yang digunakan sebagai kendaraan mayoritas masyarakat Indonesia.
Berawal sejak Walikota Solo, Joko Widodo memperkenalkan mobil hasil karya anak didik SMK Solo, mobil ini menjadi semakin dikenal masyarakat Indonesia. Mobil yang digunakan juga sebagai mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota ini mempunyai spesifikasi mesin 1500 cc DOHC dan tak kalah dengan SUV merk lain di kelasnya. Dukungan serta rasa bangga juga tercermin dari masyarakat kota Solo. Terbukti dari antusiasme masyarakat ketika pawai mobil Esemka yang dipimpin langsung oleh Walikota, serta penyambutan sekembalinya mobil Esemka ini dari Uji Emisi.
Produk Indonesia sendiri sebenarnya memiliki daya saing cukup tinggi, terbukti banyak produk milik kita telah dieksport ke banyak Negara dan menghasilkan nilai ekspor sebesar US$17,43 miliar pada Juli 2011 pada katagori non-migas menurut data yang di dapat dari Badan Pusat Statistik, namun sayangnya produk tersebut tak dikenal di dalam negeri. Untung saja, mobil buatan siswa SMK ini dipakai oleh kalangan pejabat pemerintahan setingkat walikota. Hal ini tentu saja menarik perhatian lebih dari masyarakat, dan tentu saja pemerintah pusat. Semenjak itu, mediapun tak kalah giatnya meliput mengenai perkembangan kabar mobil Esemka ini. Sehingga pengenalan produk ini menjadi lebih besar lewat peliputan dari teman-teman media.
Penanaman rasa optimisme yang dicontohkan walikota Joko Widodo dengan menggunakan produk buatan anak bangsa patut di acungi jempol. Disaat masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan pikiran western product is better atau produk luar negeri lebih bagus daripada produk dalam negeri, Joko Widodo mampu berbuat hal sebaliknya. Beliau bangga menggunakan produk karya sendiri. Mulai dari perakitan, pembuatan komponen, dan pasokan suku cadang mobil ini berasal dari industri lokal. Dengan momentum ini masyarakat semakin optimis dengan produk yang sepenuhnya dipasok oleh pengusaha dalam negeri.
Dukungan terus diberikan masyarakat kepada Mobil Esemka. Meskipun pada awal diluncurkan masih sebatas sebagai prototype, diharapkan mobil ini dapat menjadi mobil nasional. Kita mengetahui sendiri bahwa industri untuk mobil nasional masih belum ada. Setidaknya mobil esemka ini dapat memicu pengusaha nasional untuk mensupport produk dalam negeri dan lebih meningkatkan kualitas produk yang dimiliki, agar kedepannya produk Indonesia tak hanya dapat bersaing dengan produk bangsa lain, tapi juga menjadi produk berkualitas terbaik diantara produk-produk yang ada.
Ibarat pohon yang semakin tinggi, semakin kencang angin yang menerpa, mobil nasional ini juga dikaitkan dengan isu politik, mulai dari penggunaan mobil untuk pencitraan politik, terkaitnya dengan isu bahwa Walikota Joko Widodo akan mencalonkan diri menjadi Walikota Jakarta, sampai dengan dukungan para elite politik di pemerintahan untuk pengembangan industri nasional. Namun dilihat dari sisi yang lain, kemunculan produk buatan siswa Kejuruan merupakan langkah awal untuk memicu agar anak negeri mampu menunjukkan karya-karya mereka, dan bangsa kita lebih menghargai produk sendiri.
Terlepas dari kontroversi adanya kepentingan politik dibalik proyek mobil nasional yang akan dirintis dan kegagalan mobil kiat esemka dalam uji emisi. Masyarakat tidak lantas surut optimisme terhadap rencana pengembangan mobil nasional yang berawal dari mobil SMK, dukungan dan pikiran positif harus selalu kita berikan kepada mobil Esemka, agar pada akhirnya industri mobil nasional yang menambah daftar kemandirian industri manufaktur di Indonesia dapat segera terealisasi untuk kemajuan bangsa. Setidaknya kita telah mencoba selangkah lebih maju untuk menjadi bangsa yang mandiri. Tentu saja akan ada kegagalan dalam sebuah penyempurnaan, dan kegagalan mobil Esemka dalam uji emisi merupakan cerminan agar pihak yang terkait berusaha lebih keras menjadika Produk Mobil Esemka lebih baik. Masyarakat pasti akan memberikan dukungan terhadap produk mobil Esemka ini, dan produk dalam negeri lainnya. Karena kita akan bangga ketika rasa optimisme ada terhadap hasil karya anak bangsa, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang lebih mandiri dan produktif dalam zaman globalisasi.
Untuk VOA Indonesia dalam rangka kontes Blog (Periode Ketiga)
Diinspirasi dari berita VOA Jumat, 02 Maret 2012,
" Mobil ESEMKA Gagal Uji Emisi, Walikota Solo Semangati Siswa Tetap Produksi Mobil Rakitan"
Semoga mobil nasional bisa sukses kedepannya dan semoga sukses ya tulisannya. Oh..ya, mohon beri komentar pada tulisanku berikut ini ya - Memanusiawikan Lingkungan Sungai Ciliwung dan Sekitarnya
ReplyDelete@masbowo : harus tetap optimis disertai kerja keras mas supaya mobil nasional bisa sukses. Btw, result buat tulisan saya sudah ada, dan alhamdulillah belum sukses mas. hehe. Sukses terus buat masbowo.
ReplyDeleteMaju terus mobil nasional..jangan putus asa. Mari kita sebagai rakyat Indonesia mendukung anak bangsa mengembangkan produk produknya terutama mobil esemka ini.
ReplyDeleteharus. Maju terus dan pupuk optimisme
Delete