Thursday, 8 May 2014

Metropolis, Maghrib

Maghrib, suara adzan maghrib mengalun
bersama dengan senja emas turun dan perlahan berganti dengan hitam berbintang malam

aku masih disini, dijalan, terjebak dalam sebuah benda beroda empat yang dibayar dengan 12 bulan kerja sebagai analis bisnis di perusahaan tambang mumpuni ini. Bersama roda-roda berhenti karena kemacetan yang semakin parah dikota Metropolitan ini.

Kota ini tidak layak tinggal, gumamku, ketika korporasi otomotif ini masih terus menjejalkan rupiah pada para poli(tikus) diatas sehingga dapat dinego untuk tidak memanjakan transportasi publik.

Kenyamanan mobil ini semu, sungguh sangat semu sebenarnya. Ketika dirimu harus menukar 3 jam waktumu dijalan hanya demi sebuah kenyamanan. Tapi mayoritas orang melakukan ini, dengan alasan, angkutan umum tidak memberikan kenyamanan dan keamanan seperti pada benda beroda empat ini.

Aku masih memandang lampu kota jalan sambil mengetukkan jari pada kemudi bulat ini. sambil adzan mengalun
-------
kata orang-orang hidupmu sudah beruntung, secara ekonomi kamu diatas rata-rata. wajah juga berkualitas, pekerjaan dan gaji didambakan semua orang, sudahlah kau perfect bisa memilih siapa saja yang kau inginkan.

ahhh, tetap saja, semua itu semu. Tidak ada yang benar-benar bersamaku karena diriku. Semua mencintai materi ini. Hatiku tetap sepi, sesepi lampu kota melihat mobil-mobil mewah ini macet dijalan. Lantas buat apa mobil ini diciptakan dengan torsi besar ? kalau hanya membuang bensin, menambah polusi, dan yang paling penting waktu yang tak akan kembali. Ahh semu...

ya mungkin benar, semua orang merasa semu.
sebuah senyum palsu, rutinitas palsu, kebutuhan palsu, barang-barang yang aslinya tidak dibutuhkan dan dijejalkan terus menerus sehingga menjadi gaya hidup palsu
kau akan menghamba pada materi
bekerja banting tulang melupakan kesehatan, membuang waktu, tenaga dan pikiran, sebagai babu intelek bangsa lain.
ahh semu

lantas hidup seperti inikah yang kita inginkan ?
katanya orang merdeka ? bangsa sudah merdeka ?
tapi lihat, ada yang bilang kalian waktu masih menjadi mahasiswa melakukan penelitian pada masyarakat, agar lulus
lantas setelah ini ? menjadi pegawai perusahaan asing dengan iming2 gaji besar menjadi impian kalian ? benar kan ?

ahh sudahlah, omonganku akan semu lama-lama
ketika berang-berang kecil sendirian tak akan mampu membendung derasnya arus sungai
dan kita akan hanyut.

--------

ahh, suara klakson mobil belakang lantas membuyarkan lamunanku
selamat solat magrib

#masih didalam kantor, semenjak tau bahwa suasana macet magrib itu pasti ada dan sebaliknya dirimu yang mungkin menghilang, entah untuk sejenak, atau itu semua keinginanmu ?

No comments:

Post a Comment