Thursday 24 November 2011

Xlangkah lebih maju, untuk Membahagiakanmu, Ayah.

5 pagi, shubuh di utara Yogyakarta.

Seorang lelaki beruban yang sudah hidup lebih dari setengah abad menyeruput secangkir the panas di depan teras rumahnya di daerah Sleman, Yogyakarta. Memandang lekat jauh kearah utara dimana Gunung Merapi tampak tinggi menjulang

Ini seperti tertarik kembali ke masa nya, dimana sebuah kemudahan informasi seperti dalam selembar kertas yang ia genggam sekarang, adalah hal yang mustahil.

Aku duduk tepat disamping kursi beliau yang sedang membaca koran pagi sambil turut menikmati pemandangan alam yang masih asri.

 “Biyen, entuk Koran wae susah le, opomeneh iso moco berita ne” (Dulu, dapet Koran aja susah nak, apalagi baca berita.) Beliau, memulai pembicaraan dan berbicara dengan aksen yang njawani

Headline “MEMPERINGATI  65 Tahun INDONESIA MERDEKA” . Sudah lebih dari itu iya hidup, menyaksikan perjalanan negeri ini dan perkembangan informasi.

Saya hanya bisa mengangguk dan kembali memperhatikan beliau yang lantas meminum kembali teh yang berseduh embun pagi, menikmati sedikit demi sedikit anugrah tersebut.

Saya tau, bapak adalah seorang yang sangat hobi membaca, bisa disebut beliau sangat update ilmu dan wawasannya melalui apa yang beliau baca. Mulai dari Koran harian sampai majalah yang terbit tiap bulan, beliau selalu membacanya. Beliau juga menyimpan artikel-artikel yang beliau anggap menarik sampai rumah kami penuh dengan kertas-kertas artikel tersebut, beliau juga menyimpan catatan-catatan penting dari tulisannya mengenai sebuah ilmu, seperti catatan bagaimana menentukan arah kiblat yang beliau masih simpan dan berguna untuk menentukan kiblat ketika acara hari besar agama kami...

Mata saya kembali tertuju pada beliau yang sedang asik membaca Koran. Saya terbesit sebuah hal yang ingin saya bagi kepada beliau.
“Pak…menika, wonten ingkang kulo badhe tunjukaken “ (Pak, ini ada yang mau saya tunjukkan)
Saya menghampiri bapak dan mengajak beliau ke ruang computer. 

Saya tau ini mungkin hanya sekadar sedikit ilmu yang mampu saya bagikan sebagai balas budi atas banyak ilmu yang bapak ajarkan kepada saya.

“Bapak lenggah mawon.” (Bapak duduk saja), saya meminta beliau agar duduk di kursi depan computer dan saya mulai menyalakan computer, dan beliau memincingkan mata serius ketika computer tersebut telah siap digunakan.

Saya membuka aplikasi browser di computer kemudian mengetikkan salah satu web search engine yang cukup terkenal.
“Pak meniko ingkang kasebut internet” (Pak, ini yang disebut internet) sambil menunjukkan layar computer yang telah melihatkan tampilan web tersebut.
“Teng mriki saged madhosi macem-macem info pak” (Disini dapat mencari berbagai macam informasi pak). Beliau memperhatikan sambil mengangguk mengerti.

Kemudian saya mengetikan “KEMERDAKAAN INDONESIA” pada search engine tersebut dan web itu mulai menampilkan hasil dari kata tersebut.
“Menika pak contohipun, bapak tulis mawon ingkang bapak pengin padosi teng mriki. Internet saged ngewenehi nopo mawon ingkang bapak pengin padosi infonipun. Niki sampun wonten hasil e.” (Ini pak contohnya, bapak tinggal tulis saja apa yang ingin bapak cari disini. Internet bisa memberikan info apa saja yang diinginkan. Ini pak, sudah ada hasilnya )
Ekspresi bapak seketika menggambarkan kekaguman ketika internet dapat memberikan informasi sebanyak itu dan sangat cepat.

“Wah canggih yo le.hehe” (wah! Canggih ya nak, hehe) wajah bapak terlihat sumringah, lantas beliau meminta untuk membaca salah satu artikel yang ada dalam web tersebut.

Saya mengklik item tersebut dan mulai tampilan informasi yang diinginkan tersaji di layar computer.
Beliau membacanya dengan serius, dan beliau mengatakan “suwun yo le wis dikenalke karo internet.” (terima kasih ya nak, sudah dikenalkan dengan internet)
“Sami-sami pak” (sama-sama pak) Jawabku.
“Tapi bapak during iso ngoprasikke internet e le, bapak ngko diajari yo?! “ (Tapi bapak belum bias mengoprasikan internet nak, nanti bapak diajarkan ya) pinta beliau
“Inggih pak, menawa bapak badhe internet-an, bapak saged ngendika, aku utawi adek saged bantu bapak” (Iya pak, kalau bapak mau internet-an, bapak tinggal bilang, nanti  aku atau adek bisa bantu bapak)

Bapak hanya mengacungkan jempolnya ketika menjawab pernyataan tersebut sambil tersenyum, dan aku membalasnya dengan senyuman bangga. 

Terbesit kepuasan dan rasa senang ketika mampu berbagi info yang berguna untuk bapak, khususnya dalam berbagi kemudahan mengakses informasi melalu internet. Bagi dunia bapak, pengetahuan untuk memanfaatkan internet dalam mencari informasi secara lebih mudah dan cepat adalah hal yang berarti. Dan bagiku, rasa mampu membuat orang tua tersenyum bahagia mampu memuaskan batinku, dan Internet membuatku, XLangkah Lebih Maju dalam membalas jasa orang tua yang mungkin tak akan semua terbalaskan, tapi setidaknya, aku telah berusaha. Terima kasih internet. Terima kasih XL





*copyright foto milik maulana (mas moel)
  penulis aulia fahmi
 digunakan untuk mengikuti lomba blog dari PT. XL AXIATA  
 Sponsored by 

4 comments:

  1. kisah nyata, Mi?
    salut Mi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahaha, egak cik, ditambahin sedikit dramatisasi. haha

      Delete
  2. Beneran bapakmu ga ngerti internet Mi?

    Salut sama bahasa Jawanya!
    Eyangku kagum sama anak muda yg masih bisa bahasa Jawa, ahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu, tp sekarang udah jago. haha. wah dijogja masih banyak cik. banyak yang lebih hebat :D

      Delete