"Ada sebuah negara, dimana negara itu dianugrahi kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Hidup di Khatulistiwa, sinar surya menyinari setiap hari, tumbuhan berjuta dan memberikan manfaatnya, air hujan menyuburkan tanahnya, bumi di gali mengeluarkan cairan emas hitamnya. Dataran menawarkan makanan hidup untuk siapapun yang berada di atasnya, laut menyimpan berjenis ikannya, Gunung emas, perak, besi, dan seribu mineral mampu menghadirkan tambahan pengakuan bahwa negera ini memang Kaya...."
Sedikit intermezzo ketika sebuah negara sudah diberikan potensi kekayaan, yang semestinya digunakan untuk memakmurkan rakyatnya makmur dan sentosa, dan uang semestinya tetap berfungsi sebagai alat tukar barang. Pada akhirnya, hal-hal yang menjadi persoalan karena ada sisi negatif dari penggunaan uang menjadi tidak ada.
Sedikit intermezzo ketika sebuah negara sudah diberikan potensi kekayaan, yang semestinya digunakan untuk memakmurkan rakyatnya makmur dan sentosa, dan uang semestinya tetap berfungsi sebagai alat tukar barang. Pada akhirnya, hal-hal yang menjadi persoalan karena ada sisi negatif dari penggunaan uang menjadi tidak ada.
Ya, negara itu memang kaya dan semestinya rakyatnya makmur sejahtera. Tapi sekarang lihatlah negara itu menjadi ironi, rakyatnya tinggal di gunung emas, tapi mereka tak merasakan secara sepenuhnya potensi dari tanah tempat tinggal mereka, justru kekayaan negaranya di bawa keluar negeri PT Kaya Punya Banyak Duit Doller. Hmmm, apa yang terjadi ? Apakah keputusan para pemimpinnya yang mempunyai wewenang untuk membuat keputusan bisa ditawar dengan uang ? atau mungkin dibeli dengan uang ? yang jelas PT Kaya Punya Banyak Duit Doller tersebut sudah beroperasi lebih dari 10 tahun dan mempunyai ijin legal untuk mengeksplorasi tambang tersebut. Ijin kelegalan bisa dibeli dengan uang ?
Ada lagi, cerita mengenai penduduk bangsa itu, seorang penduduk atau mungkin lebih yang sudah tua, dituduh mengambil kakao sebanyak 3 buah, dan kemudian di perkarakan ke pengadilan, padahal ada orang yang mencuri uang rakyat dan sudah mengikuti proses pengadilan, justru dibebaskan . Hmm, apa yang terjadi di negara ini ? Bisa dilogika, orang yang sudah tua tersebut mengambil sesuatu yang nominalnya dengan uang tidak seberapa, daripada orang yang "mengambil" uang rakyat dengan jumlah besar. Nah siapa yang dibebaskan ? Bangsa tersebut pasti lebih tau. Tapi melihat dari cerita mengenai penduduk bangsa itu, Uang bisa membebaskan seseorang dari perkara dan keadilan Hukum. Putusan peradilan bisa dibeli dengan uang ?
Pada masa pemilihan, dimana amanah kekuasaan dari rakyat akan diberikan kepada wakil-wakilnya, tidak sedikit orang kaya dari bangsa itu yang lantas maju mencalonkan, yang kadang calon suatu posisi tidak sesuai dengan kompetensi miliknya, justru mereka yang memiliki kompetensi namun tidak cukup banyak uang untuk kampanye tidak dapat mengajukan diri. Dan pada akhirnya, dapat ditebak, orang-orang "berduit" mendapat kekuasaan tersebut.Kekuasaan dalam pemilihan bisa dibeli dengan uang ?
Pendidikan, organ penting untuk peradaban suatu bangsa juga ada cerita. Disana, ada ijazah-ijazah asli palsu, dimana orang-orang bisa mendapat ijazah tersebut tanpa harus memenuhi syarat-syarat akademis, namun dengan syarat financial atau uang pastinya ada. Sementara, orang-orang pintar dan mempunyai potensi serta berkeinginan kuat belajar akademis terpaksa berhenti belajar karena masalah uang, dan akhirnya tidak mendapat ijazah. Ijazah pendidikan bisa dibeli dengan uang ?
Sisi kesehatan juga ada cerita dengan uang. Saat semestinya sisi kesehatan mengutamakan pelayanan berdasarkan kemanusiaan, namun karena ada orang yang berbeda secara keuangan, jadi ada kasus-kasus dimana yang uangnya banyak di layani terlebih dahulu dan maksimal, sementara yang uangnya tidak banyak, dilayaninya nanti nanti dan tidak maksimal. Maksimalisasi Pelayanan kesehatan bisa dibeli dengan uang ?
Oia, bahkan tentang kebahagiaan, konon katanya, orang-orang di negara itu lebih banyak yang bahagia karena uang mereka juga banyak. Paling tidak jumlah orang banyak uang bahagia, lebih banyak daripada orang yang belum banyak uang. Ya mungkin dengan uang mereka dapat membeli hal-hal yang mereka inginkan, seperti kekuasaan, rasa dihormati oleh orang lain karena kekuasaan yang dimiliki dari uang juga, mendapatkan ijazah yang lebih, mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, dan semacamnya.
Oia, bahkan tentang kebahagiaan, konon katanya, orang-orang di negara itu lebih banyak yang bahagia karena uang mereka juga banyak. Paling tidak jumlah orang banyak uang bahagia, lebih banyak daripada orang yang belum banyak uang. Ya mungkin dengan uang mereka dapat membeli hal-hal yang mereka inginkan, seperti kekuasaan, rasa dihormati oleh orang lain karena kekuasaan yang dimiliki dari uang juga, mendapatkan ijazah yang lebih, mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, dan semacamnya.
Ya mungkin itu sedikit potret dari suatu negara ketika me-Utama-kan uang. Mungkin masih banyak lagi hal-hal yang dikarenakan uang, semuanya jadi lebih mudah dan dimudahkan, sisi kemanusiaan dan moral jadi hilang. Ya negara itu pasti lebih tau kisah-kisah yang terdapat dalam negaranya mulai A-Z yang dikarenakan tentang uang. Orang-orang dengan banyak uang diperlakukan bagaimana, dan orang-orang yang belum banyak uang diperlakukan bagaimana.
Sebenernya uang itu tidak salah, karena uang itu berfungsi sebagai alat tukar. Bukan alat penghilang kemanusiaan dan moral. Jadi balik lagi ke pengguna uangnya, kalau dipakai buat yang negatif, jadi negatif, kalau buat positif seperti dengan uang kita jadi bisa lebih membantu membangun sekolah yang rusak, membantu orang berobat, membantu penegakan hukum, dan semacamnya pasti juga akan positif, dimana orang-orangnya tidak me-utama-kan uang dengan melepas kemanusiaan dan moralnya.
Ya tetep saya pribadi tetap optimis dengan negara tersebut, semoga hanya saat ini hal negatif itu terjadi, untuk masa depan negara tersebut mengembalikan fungsi uang sebagai alat tukar tanpa menghilangkan rasa kemanusiaan dan moral. Saya tetep mendukung bangsa tersebut menjadi bangsa yang Kaya, kaya dengan sumber daya, uang, dan tentu saja rasa kemanusiaan dan moral yang tetap terjaga. Tetep Semangat untuk sesuatu yang lebih baik.
Regards
Salam hormat
tanpa uang lo tentunya :)