Friday 19 July 2013

Tentang sedikit hitam di Bulan Suci

4.06 sore, masih jam kantor di hari jumat. Ya setidaknya saya masih disini menuliskan catatan ini.

_______________________________________________________________________________
Banyak yang terlintas dipikiran saat menjejalkan diri bersama rasa lapar, pasrah, dan keramaian diriingi sendu dalam diamnya raga.

ak datang melihat keluarga-keluarga itu datang bersama untuk menikmati salah satu ruang kosong diserambi masjid sambil menunggu adzan magrib. Hangat sepertinya bersama, seperti selalu ada waktu untuk kehangatan keluarga. Tak jarang juga lelaki-lelaki seperti diriku yang datang sendiri atau bersama teman yang sendiri juga turut ikut serta dalam kebersamaan itu. Haruu...senyum mereka menentramkan.

Ramadhan kali ini terasa lebih sepi dibandingkan biasanya. Bukan aku tak bersyukur dengan semua yang ada dilingkunganku kali ini. Tapi karena teman-teman sekontrakan terlebih dahulu pulang ke kampung halaman, dan mereka sekaligus teman-teman yang paling terasa dekat terutama saat sahur dan berbuka bersama. Tidak kosong seperti rumah kontrakan yang cukup besar ini. Karena itu kebersamaan bersama keluarga dan teman-teman yang tidak dikenal dimasjid ini menjadi lebih terasa saat berbuka bersama.
Alhamdulillah....

Tapi selepas solat magrib ada debu.....
Banyak keluarga "jadi-jadian", Orang tua me(nyuruh) anak2 yang biasanya diturunkan kejalan untuk masuk masjid. Berebut tidak karuan terhadap takjil sebungkus nasi campur. Ya, berdesak2an tak karuan dan tak berteriak, tapi semua seperti wajar. Ya mungkin itu wajar disetiap Ramadhan, dan mungkin saya yang baru tahu ? Mungkin kita harus memaklumi ? kehidupan mereka keras dijalanan. Lebih baik berebut di masjid dan pasti dapat daripada berebut dijalanan ? ya bulan ini penuh berkah,Ramadhan.

kita mesti harus lebih sering bersyukur atas makanan-makanan yang kita raih.

tapi, tidak berhenti disitu. Serambi masjid mendadak kotor, bekas sampah plastik bungkus dan air mineral gelas tergeletak tidak aturan dan tidak dibuang. Itu wajar lagi ? ya mungkin dari sudut pandang lain, kita bisa menambahkan rejeki bagi orang yang membersihkan masjid dengan adanya bekas nasi bungkus yang tidak dibuang.

ahhh saya tidak mengerti. bukankah sebaiknya terjaga kebersihan di masjid sebesar itu ?

mungkin banyak rejeki bagi orang-orang terkait ketika bungkus nasi itu ada.

Sungguh berkahnya Ramadhan

"Rejeki itu udah menjadi hak masing-masing, dan kita wajib berusaha untuk menjemputnya. Tapi bukan berati merebutnya dari hak orang lain."

#di serambi masjid terbesar di Timur Jawa.

Maaf untuk adanya kata maupun kalimat yang tidak berkenan. Dan selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan Penuh Berkah.

No comments:

Post a Comment