Wednesday 7 January 2015

Pertama. Perjalanan.

Selasa, 6 Januari, 2015, 00.00

Dalam kegelapan, gerbong-gerbong besi datang dan mulai ditata. Orang-orang berebut masuk dalam tempat tidur sementara selama 10 jam kedepan. Namun masih ada beberapa orang yang lebih memilih duduk dan mengamati nafas-nafas harapan terhadap suatu perjalanan....
------------


Ada sepasang kekasih bergandengan tangan, terlihat suasana keharuan dan tak ingin ada sebuah perpisahan. Mereka masih tampak muda, sangat muda, perjalanan hidup mereka masih sangat panjang. Namun, dari sudut itu terlihat bahwa wanita tersebut tidak ingin ditinggalkan oleh kekasihnya merantau demi memperbaiki pribadinya.

Iya mengantarkannya sampai gerbong, dan disini saya hanya bisa mengamati....
-------
Seiring waktu semua akan berubah, seperti dengan perjalanan hari ini, kita bergerak saling menjauhi. Seperti matahari yang berlari menuju barat, agar semua tau, waktu tidak akan lama dan semua berubah.

-----

Masih hari yang sama, 2015, 12,00

Matahari kini ada di pelupuk mata, 12 jam yang lalu aku berjalan menjauhi dirimu, namun semuanya berbeda. Adzan Dhuhur mulai berkumandan, perasaan yang berbeda kini muncul, dan ini benar-benar membuatku tidak nyaman.

Suara motor Revo depan kosan sangat jelas, aku harap itu dirimu yang selalu memaksaku untuk pergi menemanimu kemana maumu, yang bahkan kau sendiri tidak tahu.

Kini perasaanku tau, fokusmu mungkin bukan diriku
waktu itu mungkin kita akan selalu bersama karena selalu bertemu
sekarang ?

"makasi, aku kerja dulu."

sebuah pesan singkat balasanmu baru saja muncul setelah beberapa kali aku kirim pesan panjangku kepada dirimu.

ya perjalanan ini

merubah kita


Surabaya, 6 Jan 2015, Sebuah renungan malam

No comments:

Post a Comment